Iklan

Iklan

,

Iklan

BUMDes Purwasaba Maju Pesat, Lampung Justru Gagal: Dana Ratusan Juta Diduga Menguap Tanpa Jejak

, 5/10/2025 WIB


Lampung, Ruanginvestigasi.com – Desa Purwasaba, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membuktikan bahwa dana desa bisa menjadi kekuatan besar untuk membangun ekonomi lokal. Di bawah kepemimpinan Welas Yuni Nugroho, dana desa dimanfaatkan secara maksimal lewat peternakan ayam petelur yang menghasilkan 2.500 butir telur per hari. Tak tanggung-tanggung, BUMDes di sana mampu menyumbang minimal Rp800 ribu per hari ke kas desa. Peternakan sapi dan lahan pertanian pun ikut dikembangkan, memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan warga.


Lain ladang, lain pula ceritanya di Lampung. Alih-alih menjadi tulang punggung ekonomi desa, BUMDes di sejumlah wilayah Lampung justru jadi sumber kekecewaan warga. Dana ratusan juta yang digelontorkan pemerintah pusat untuk membangun usaha desa diduga kuat disalahgunakan. Tak ada hasil, tak ada laporan jelas, bahkan keberadaan unit usaha pun tak diketahui.


Pertanyaannya sederhana: ke mana dana BUMDes itu pergi? Warga hanya bisa menduga-duga. Proyek yang dijanjikan tak kunjung berjalan, aset tak terlihat, dan keuntungan nol besar. Yang tersisa hanyalah papan nama BUMDes yang lusuh, kantor kosong, dan jejak ketidakpedulian.


Lebih parah lagi, tak ada tindakan tegas. Pemerintah daerah terkesan tutup mata, sementara aparat penegak hukum seolah enggan bergerak. Padahal, uang negara yang diperuntukkan bagi rakyat kecil ini diduga kuat mengalir ke kantong segelintir elite desa.


Lampung seharusnya bisa seperti Purwasaba. Potensi desa-desa di Lampung sangat besar—dari pertanian, perkebunan, hingga pariwisata. Namun selama mental pengelola BUMDes masih sarat kepentingan pribadi dan tidak ada pengawasan serius, maka BUMDes hanya akan jadi proyek gagal yang membebani negara.


Rakyat butuh hasil, bukan janji. Sudah saatnya transparansi, audit menyeluruh, dan penindakan hukum ditegakkan agar dana BUMDes benar-benar kembali ke tangan rakyat, bukan menjadi bancakan kelompok yang tak tahu malu.